Ranah.co.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno beberapa waktu lalu mengumukan 75 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023.
Dari 75 desa wisata tersebut, ada lima desa wisata yang berasal dari Sumatera Barat (Sumbar). Yaitu, Desa Wisata Nyarai (Padang Pariaman), Desa Wisata Kubu Gadang (Padang Panjang).
Berikutnya, Desa Wisata Perkampugan Adat Nagari Sijunjung (Sijunjung), Desa Wisata Lawang (Agam) dan Desa Wisata Muntei (Kepulauan Mentawai).
Dalam waktu dekat ini, Menparekraf Sandiaga Uno akan melakukan visitasi ke-75 desa wisata di Indonesia tersebut guna memberikan penilaian terhadap lima kategori desa wisata.
Baca Juga:Kapolri Mutasi 473 Personel Termasuk Tujuh Kapolda, Berikut Daftarnya
Yaitu daya tarik pengunjung, souvenir, homestay dan toilet, digital dan kreatif serta kelembagaan desa wisata dan CHSE bersama dengan dewan juri yang berkompeten di bidangnya.
Desa Wisata Nyarai di Padang Pariaman akan menjadi desa wisata pertama yang akan dikunjungi oleh Sandiaga Uno dalam penilaian di 2023 ini. Kabar itu disampaikan Bupati Padang Pariaman, Suhatri Bur.
“Nyarai akan menjadi desa wisata pertama yang dikunjungi oleh Manparekraf RI Sandiaga Uno pada 30 Maret 2023 mendatang," ujar Suhatri dikutip dari situs Pemkab Padang Pariaman pada Rabu (29/3/2023).
Suhatri menambahkan bahwa usai menandatangani prasasti Desa Wisata Nyarai di Salibutan Lubuk Alung, Sandiaga akan bertolak ke Hall Ibukota Kabupaten di Parit Malintang untuk memberikan workshop bagi pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Padang Pariaman.
Suhatri sendiri bangga atas prestasi yang telah diraih Desa Wisata Nyarai dalam penilaian ADWI ini. Pada tahun 2022 lalu, Padang Pariaman juga berhasil masuk 50 besar ADWI melalui Green Talao Park Ulakan.
Baca Juga:4 Cara Efektif Menggunakan Hero Jenis Assassin di Game Mobile Legends
"Besar harapan kita, ini akan menjadi semangat untuk terus membenahi nagari-nagari menjadi destinasi wisata berkelas dunia yang semakin baik sehingga Kabupaten Padang Pariaman semakin dikenal," harap Suhatri.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Padang Pariaman Muhammad Fadhly mengatakan, Desa Wisata Nyarai di bawah binaan penggerak desa wisata Ritno Kurniawan, sampai pada titik ini telah melalui jalan panjang dengan berbagai prestasi di bidang lingkungan.
“Tidak salah jika desa wisata ini sampai pada tahap meraih anugerah ini. Pemerintah daerah terus memfasilitasi berbagai program untuk desa wisata ini mulai dari kelengkapan amenitas, atraksi dan aksesibilitas,” beber Fadhly.
Berikut Daya Tarik Unggulan yang ada di Desa Wisata Nyarai, Kabupaten Padang Pariaman:
1. Air Terjun Nyarai serta kawasan Ekowisata Nyarai yang menjadi ikon desa yang berada di kawasan Hutan Gamaran yang telah dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara. Seperti Eropa, Australia, Selandia Baru, Amerika, Jepang, Malaysia dan Singapura.
2. Aktivitas unggulan masyarakat di sini bertani, berkebun dan juga sebagai pemandu wisata di Ekowisata Nyarai yang telah diberikan izin akses oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI melalui pola perhutanan sosial, seluas 2.800 Ha dan berada di ketinggian 250 Mdpl.
3. Air Terjun di Lubuak Nyarai yang terbentuk dari fenomena alam breksi yaitu pusaran air yang menggerus dinding kolam yang membuat kolam terus membesar sehingga terbentuk kolam secara alami.
Jika berkunjung ke Nyarai, anda termasuk pengunjung yang beruntung karena menyaksikan fenomena alam yang telah terjadi jutaan tahun silam.
4. Selain Air Terjun Lubuk Nyarai yang menjadi tujuan wisata tracking sepanjang 5,5 KM, Desa Wisata Nyarai juga memiliki daya tarik wisata alam seperti Air Terjun Belek, Pemandian Lubuk Napa dan Lubuak Larangan.
Lubuak Larangan ini yaitu salah satu konservasi ikan dari masyarakat Minangkabau secara turun temurun dimana adanya larangan mengambil ikan di lubuak tersebut selama waktu yang ditentukan, jika melanggar dikenakan sanksi adat.
5. Selain pemandangan alam yang indah, Desa Wisata Nyarai memberikan pertunjukan yang tidak kalah menariknya. Seperti Silek Tuo Nyarai-Sekapur Sirih dan pasambahan.
Kemudian juga menyediakan kuliner khasnya seperti ikan panjang dan ikan gariang (hasil dari tangkapan sungai sekitar Hutan Gamaran) yang diolah oleh masyarakat untuk disajikan kepada wisatawan.
6. Keindahan kolam alami, suasana hutan yang masih alami dan keunikan flora seperti amomium, barangan, biji oak, keladi amozona.
Kemudian, fauna ada burung kuau rajo yang merupakan salah satu burung endemik di Sumatera Barat yang terancam punah dan dijadikan Maskot Desa Wisata Nyarai bernama KUNYAI yang artinya Kuau Nyarai.
Selain itu, juga ada monyet ekor merah atau simpai yang juga merupakan primata endemik yang terancam punah di Sumatera, malay tapir atau bahasa lokalnya cipan, ular king koros atau ular tikus raja dan rangkong atau burung anggang.
7. Desa wisata Nyarai juga menyediakan paket wisata menarik yang diminati wisatawan dalam dan luar negeri. Yaitu Spear Fishing /menangkap ikan menggunakan anak panah tradisional dan Mahseer Fly Fishing yaitu memancing ikan di Lubuk Larangan yang menjadi salah satu spot terbaik untuk memancing ikan Mahseer.
8. Selain itu, Desa Wisata Nyarai juga menyediakan 10 homestay yang masing-masing homestay rata-rata menyediakan 2 kamar, dengan fasilitas yang memadai.
Kemudian huga terdapat 2 kamar cottage dan 1 kamar glamping yang disediakan bagi para tamu atau pengunjung yang ingin menginap. Salah satu homestay dari Nyarai sudah diserifikasi dan dinyatakan masuk kategori memuaskan di CHSE Kemenpar RI yaitu Stevani Homestay.
9. Tidak hanya menyajikan wisata petualangan, desa wisata ini juga menyuguhkan produk-produk kreatif karya warga setempat seperti asam kandih Bundo Gamaran, yang telah menembus pasar super market di Sumatera Barat. Produk turunan dari asam kandih ini juga diproduksi dalam bentuk sirup.
10. Juga tersedia gantungan kunci yang terbuat dari buah oak atau bahasa lokalnya buah paniang-paniang dan gelang paku ransam dari bahan tanaman pakis hutan yang tumbuh di Hutan Gamaran Desa Wisata Nyarai, untuk dijadikan oleh-oleh yang tersedia di Gallery Souvenir Desa Wisata Nyarai.
11. Selain itu juga dilakukan pemberdayaan masyarakat (Community Based Tourism) yang mana mengantarkan Pokdarwis Ekowisata Nyarai menjadi Juara II Pokdarwis Terbaik se Indonesia pada tahun 2014.
Pokdarwis Ekowisata Nyarai juga mengikuti kompetisi penyelamatan lingkungan bergensi dunia yaitu EOCA (European Outdoor Conservation Association) dan meraih Juara I mengalahkan empat negara lainnya yaitu Peru, Paraguay, Afrika Selatan dan Philipina untuk kategori Outdoor pada tahun 2015.
Pada tahun 2018, Pokdarwis Nyarai mendapatkan penghargaan sebagai Juara I Kalpataru Tingkat Provinsi Sumatera Barat.